Kristen/Katolik: Kasih sebagai Inti Moralitas dan Aksi Nyata

Dalam ajaran Kristen dan Katolik, kasih bukanlah sekadar emosi, melainkan fondasi moralitas dan panggilan untuk bertindak. Inti dari seluruh hukum dan nubuatan dirangkum dalam dua perintah agung: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” dan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:37-39). Perintah kedua inilah yang menjadi landasan bagi etika sosial dan kemanusiaan dalam iman ini.

Kasih Sesama: Melampaui Batas dan Prasangka

Konsep “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” menegaskan bahwa setiap individu memiliki nilai dan martabat yang sama di mata Tuhan. Ini adalah seruan untuk melampaui egoisme dan memandang orang lain dengan empati dan kepedulian yang sama seperti kita memandang diri sendiri. Ini berarti memperlakukan orang lain dengan hormat, kebaikan, dan keadilan, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau keyakinan mereka.

Salah satu kisah paling ikonik yang menggambarkan prinsip ini adalah Kisah Orang Samaria yang Baik Hati yang diceritakan oleh Yesus dalam Injil Lukas (Lukas 10:25-37). Dalam kisah ini, seorang pria Yahudi diserang dan ditinggalkan sekarat di pinggir jalan. Seorang imam dan seorang Lewi—tokoh-tokoh agama yang dihormati—melewatinya begitu saja. Namun, justru seorang Samaria, kelompok yang secara tradisional dimusuhi oleh orang Yahudi, berhenti dan menolong pria tersebut dengan penuh belas kasihan. Ia membersihkan lukanya, membawanya ke penginapan, bahkan membayar biayanya.

Pelajaran dari Samaritan yang Baik Hati

Kisah Orang Samaria yang Baik Hati adalah pelajaran kuat tentang aksi nyata kasih tanpa syarat. Ini bukan hanya tentang simpati, tetapi tentang empati yang mendorong tindakan. Kisah ini menekankan bahwa kasih sejati tidak mengenal batas suku, agama, atau status sosial. Menolong siapa pun yang membutuhkan, bahkan mereka yang mungkin secara sosial “berbeda” atau “dikecualikan”, adalah manifestasi otentik dari iman. Dalam tradisi Kristen dan Katolik, ajaran ini mendorong umatnya untuk aktif terlibat dalam pelayanan sosial, amal, dan perjuangan untuk keadilan. Dari mendirikan rumah sakit dan panti asuhan, hingga terlibat dalam advokasi hak asasi manusia, banyak gerakan kebaikan yang lahir dari dorongan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jadi, melalui perintah kasih dan teladan Samaritan yang baik, iman ini memanggil setiap individu untuk menjadi agen kebaikan dan belas kasihan di dunia.